Digitalisasi menyederhanakan banyak hal, termasuk membantu para pelaku UMKM dalam kegiatan operasional mereka sehari-hari. Namun seiring dengan meningkatnya digitalisasi di sektor jasa keuangan, saat ini jenis penipuan online dan kejahatan siber yang menargetkan pelaku usaha pun berpotensi semakin meningkat. Dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, penipu mengincar data pribadi perbankan pelaku usaha untuk mengambil alih dan menguras uang dari akun rekening, atau bahkan sengaja memanfaatkan kelalaian pelaku usaha dalam bertransaksi digital.
Masalah ini diperparah dengan masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan dengan skema tersebut. Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa hanya 0,05% dari semua kejahatan online yang dilaporkan. Inilah yang membuat penipuan online semakin merajalela.
Adapun modus-modus penipuan yang biasanya terjadi:
- Iklan di media sosial/website ataupun pesan melalui telepon/WhatsApp (bukan melalui aplikasi) yang seolah-olah resmi dari perusahaan penyedia jasa keuangan.
- Penipu biasanya mengiming-imingi korban dengan penawaran menarik seperti “bebas biaya admin”, “menangkan hadiah/undian” atau bahkan pemberian “bukti pembayaran palsu” dari pembeli kepada penjual.
- Seringkali penipu memburu-buru, mendesak bahkan memaksa korban agar segera mengklik tautan, mengisi dokumen ataupun memberikan OTP, username, password, PIN, dan data pribadi penting lainnya seperti Nama Ibu Kandung dan KCP Pembuatan Akun Bank.
Menjawab permasalahan tersebut, BukuWarung mengajak seluruh pelaku UMKM untuk cermat dalam mengenali modus-modus kejahatan siber, agar tidak tertipu. “Kami mengamati bahwa seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan layanan pembayaran digital oleh pelaku usaha di Indonesia, diikuti juga dengan meningkatnya potensi penipuan online melalui dua layanan tersebut. Kami meminta pelaku usaha untuk lebih berhati-hati terhadap modus-modus penipuan yang menargetkan mereka. BukuWarung berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi perlindungan konsumen kepada pengguna serta menciptakan platform yang aman melalui teknologi,” kata Romy Williams, Vice President of Operations BukuWarung. Platform keuangan all-in-one untuk UMKM terkemuka di Indonesia ini juga telah menyediakan fitur Verifikasi Akun yang dilengkapi teknologi biometrik terkini. Verifikasi ini dilaksanakan oleh VIDA, yang telah terdaftar sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Berikut tips-tips menjaga usaha Anda dari penipuan
- STOP: Jika Anda menerima permintaan untuk melakukan pembayaran atau memberikan informasi keuangan, luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan berpikir terlebih dahulu. Selalu jaga kerahasiaan dan keamanan data dengan tidak memberikan informasi data pribadi kepada siapa pun. BukuWarung TIDAK pernah meminta kode OTP, password, PIN akun bank, dan data pribadi apapun yang bersifat rahasia.
- PERIKSA DULU: Mungkinkah penawaran atau pembayaran ini palsu? Verifikasi langsung semua penawaran ataupun pembayaran dengan perusahaan penyedia jasa keuangan melalui akun media sosial, website atau nomor telepon resmi yang dikenal terlebih dahulu. Berhati-hati atas akun-akun media sosial, website dan no telepon palsu yang melakukan pencatutan nama dan logo perusahaan resmi. Cek akun, website dan nomor telepon resmi BukuWarung di link ini.
- JAGA BERSAMA:
- Cek Push Notification dari BukuWarung untuk mengetahui transaksi sukses yang valid.
- Waspadalah terhadap pembayaran palsu, periksa kembali dengan cermat.
- Lakukan rekonsiliasi harian Anda untuk memastikan penghasilan yang Anda diterima.
- Kunjungi menu Pusat Bantuan di aplikasi BukuWarung atau email ke support@bukuwarung.com jika menemukan akun media sosial/website/no telepon palsu atau apabila Anda telah menjadi korban penipuan.
Pengguna BukuWarung dapat mengunjungi halaman web #JagaBersama untuk mempelajari lebih lanjut terkait informasi keamanan digital yang merupakan tanggung jawab bersama.