Download Gratis
Butuh bantuan?

Bedah Bisnis Brodo, Begini Perjalanan Suksesnya

Buat Juragan yang menyukai produk lokal, tentu sudah tak asing dengan merk Brodo, bukan? Ya, tentu saja karena produk sepatu lokal ini semakin banyak diminati oleh masyarakat, terutama generasi millennial. Lalu siapakah pencetus ide bisnis sepatu Brodo ini?

Nah, bisnis sepatu Brodo ini dijalankan oleh dua pemuda asal Bandung berdasarkan pengalaman pribadinya. Kok bisa ya? Simak yuk, bagaimana awal mula Brodo ini lahir dan berkembang pesat hingga saat ini!

Awal Mula Tercetus Ide Bisnis Sepatu Brodo

Bisnis sepatu Brodo  tidak begitu saja menjadi bisnis sukses seperti sekarang ini. Bisnis ini pernah mengalami jatuh bangun dan situasi yang tidak mudah dilalui.

Namun, tekad yang kuat serta kerja keras pemilik bisnis inilah yang menjadikan bisnis ini semakin dikenal masyarakat luas.

Sebelumnya, awal mula tercetus ide untuk membangun bisnis sepatu Brodo ini memang cukup unik. Bagaimana tidak?

Mulanya, ide ini berawal dari permasalahan pribadi yang dialami oleh Yukka Harlanda, seorang mahasiswa asal Bandung yang kesulitan untuk mencari ukuran sepatu 46 untuk kakinya. 

Namun, untuk membeli sepatu import pun ia kurang berkenan karena harganya kurang sesuai dengan kantong mahasiswa saat itu.

Suatu ketika, Yukka membutuhkan sepatu formal untuk acara wisuda. Ia bersama temannya bernama Putera Dwi Kurnia pun mencari sepatu yang pas untuk ukuran kakinya di sentra industri sepatu Cibaduyut, Bandung.

Di tempat itu, mereka mendatangi puluhan pengrajin sepatu tetapi kebanyakan dari pengrajin itu tidak menerima pemesanan satu pasang sepatu. Bahkan minimal pembelian sepatu di beberapa pengrajin harus 5 lusin sepatu.

Hingga pada akhirnya kedua pemuda ini menemukan satu pengrajin yang mau menerima pemesanan sepatu kulit untuk satu pasang saja sesuai dengan kebutuhan Yukka. Selain itu, harga sepasang sepatu yang ditawarkan pun tak begitu mahal dan hasil jahitannya sangat rapi.

Setelah sepatunya jadi, Yukka menunjukkan sepatu itu kepada teman-teman kuliahnya. Bahkan teman-temannya pun menyukai hasil buatan pengrajin di Cibaduyut saat itu.

Dari kejadian itu, ternyata banyak teman kuliah Yukka yang tertarik dengan sepatunya. Yukka pun memanfaatkan peluang ini untuk membuka sistem pre-order untuk pemesanan sepatu seperti miliknya.

Pengalaman ini kemudian membawa Yukka dan Putera, temannya untuk memunculkan sebuah ide bisnis yang menarik, yaitu bisnis sepatu, khususnya sepatu kulit pria. Keduanya pun bersinergi dan memulai bisnis sepatu bersama.

Perjalanan Bisnis Sepatu Brodo di Indonesia

Setiap bisnis memiliki lika-liku perjalanan yang berbeda. Tentu Juragan yang saat ini sedang menjalankan bisnis juga merasakan hal ini.

Sebelum berkembang seperti sekarang, bisnis sepatu Brodo telah melewati berbagai perjalanan bisnis yang panjang, lho Juragan! Seperti apa sih perjalanan bisnis Brodo saat ini? Berikut ulasannya!

Tahun 2010, memulai bisnis modal 7 juta

Pada Juni 2010, Yukka dan Putera pun memulai bisnis sepatu Brodo dengan modal awal sebesar 7 juta. Dari modal tersebut, keduanya pun berhasil mendapatkan 40 pasang sepatu pria dengan merk Brodo.

Nah, untuk merk Brodo sendiri berasal dari salah satu komik masakan Italia. Komik tersebut menggambarkan koki yang selalu menggunakan kaldu ayam untuk membuat semua masakannya sehingga menjadi lezat. Kaldu ayam ini dalam bahasa Italia adalah Brodo.

Berdasarkan tokoh dalam komik tersebut, Yukka dan Putera mengasumsikan Brodo sebagai sepatu berkualitas yang disukai banyak orang.

Yukka dan Putera pun memulai bisnisnya dengan menawarkan sepatu kulit ini kepada keluarga, sahabat, hingga teman-teman kuliahnya.

Kemudian, kedua pemuda ini memulai promosi dengan memanfaatkan forum Kaskus. Melalui forum ini, Yukka dan Putera pun bisa menjangkau semua target pasar dari berbagai kalangan maupun usia.

Selain itu, promosi yang dilakukan oleh keduanya juga pernah menggunakan situs Page pada Facebook. Dari situs ini, banyak jumlah like yang didapatkan sehingga bisa muncul di linimasa orang-orang yang menyukainya.

Yukka dan Putera pun memanfaatkan Facebook sebagai situs yang mudah dijangkau oleh masyarakat di dunia internet. Dengan demikian, peluang untuk menyebarluaskan merk Brodo di kalangan masyarakat menjadi sangat luas.

Selain kedua situs tersebut, kedua pemuda ini juga memanfaatkan promosi melalui aplikasi BBM. Hal ini juga memudahkan Yukka dan Putera untuk menyebarluaskan informasi terkait Brodo.

Tahun 2011, bergabung dengan The Goods Dept

Pada tahun 2011,  mulai marak adanya bazar dan pop up market. Brodo pun mulai mengikuti bazar dan mengikuti Denim Market. Saat itu, mereka mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan The Goods Dept dan menyetujuinya.

Sejak saat itu, produk-produk Brodo pun tak hanya masuk ke The Goods Dept, tetapi juga di beberapa distro di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, serta Medan.

Tahun 2012, mendapat suntikan dana dari investor

Pada tahun 2012, Brodo mendapat suntikan dana dari investor bernama Christopher Angkasa. Hal ini pun membuat Brodo semakin berkembang pesat.

Dari beberapa penjualan Brodo tersebut, Yukka dan Putera pun mulai peningkatan penjualan pada Brodo sehingga mereka tidak lagi memasukkan produk Brodo di The Goods Dept maupun distro akan tetapi mulai merambah pemasaran produk melalui media sosial.

Tahun 2013, membuka toko offline Brodo Store

Tak berselang lama setelah Brodo dipasarkan melalui media sosial, Yukka dan Putera membuka kantor dan gudang penyimpanan stok Brodo. Hal ini pun akhirnya membuat Brodo membuka toko offline Brodo Store yang ternyata banyak diminati oleh masyarakat.

Penjualan Brodo pun semakin meningkat dengan signifikan. Hal ini juga membuat Yukka dan Putera untuk menjual produk Brodo di berbagai situs e-commerce yang sedang marak digunakan. Hal ini juga membuat Brodo Store  membuka toko offline di Jakarta, Bekasi, Bandung, dan Surabaya.

Kendala yang Dihadapi Bisnis Brodo

Dalam menjalankan bisnis sepatu Brodo, tentu Yukka dan Putera mengalami berbagai kendala sebelum menuju kesuksesan yang diimpikan. Apa saja kendala yang dialami oleh Brodo dan bagaimana solusinya? Berikut ulasannya!

1. Modal yang kecil

Modal awal yang digunakan untuk memulai bisnis Brodo memang sangat minim. Yukka dan Putera mengumpulkan uang tabungan hingga meminjam kepada beberapa kerabatnya untuk mengumpulkan modal hingga terkumpul 7 juta.

Dengan modal yang dimiliki, kedua pemuda ini pun memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai bisnis dengan kemauan yang kuat.

Meskipun modal yang dimiliki, kecil, akan tetapi hal ini tak menutup kemungkinan Brodo menjadi sesukses sekarang.

Hal ini tentu tak terlepas dari usaha keras yang dilakukan oleh Yukka dan Putera.

2. Sulit mencari pengrajin sepatu yang sesuai

Kendala lain yang juga dialami oleh Yukka dan Putera saat memulai usaha adalah sulitnya mencari pengrajin sepatu yang sesuai. Kedua pemuda ini membutuhkan waktu selama dua bulan untuk mencari vendor yang sesuai dengan visi misi mereka.

Keduanya melakukan setiap proses dengan bersama-sama sehingga Yukka dan Putera pun akhirnya mendapatkan vendor yang sesuai dengan kebutuhan.

Tak hanya mencari vendor yang tepat, kedua pemuda ini juga ikut mendesain sepatu, menjalankan pemasaran, hingga menjual sepatu-sepatu itu dengan berbagai cara.

3. Dianggap penipuan oleh pelanggan

Saat bisnis sepatu Brodo mulai berjalan lancar, ada saja kendala lain yang dialami oleh Yukka dan Putera. Bahkan keduanya sempat down dengan kondisi yang dialami.

Saat itu ada pemesan sepatu yang menganggap mereka sebagai penipu. Hal ini berawal dari habisnya stok Brodo yang mereka miliki sehingga untuk pelanggan yang ingin memesan sepatu harus melalui sistem pre-order.

Akan tetapi, hingga 3 bulan lamanya barang yang dipesan tidak kunjung jadi, bahkan setelah jadi pun kualitas barangnya kurang sesuai sehingga ribuan pasang sepatu yang telah dipesan pun harus diproduksi ulang.

Hal ini menyebabkan salah satu pemesan melaporkan mereka sebagai penipuan. Saat itu, Brodo pun banyak diprotes oleh berbagai pihak.

Akan tetapi Yukka dan Putera pun mendapatkan support yang luar biasa dari berbagai pihak dan orang-orang terdekat dan mereka berhasil melalui masa sulit itu.

Brodo tetap bangkit menjadi brand sepatu lokal yang semakin mencuri perhatian masyarakat.

Nah, bagaimana Juragan? Sangat inspiratif sekali bukan, kisah perjalanan bisnis Brodo ini? Ya, dari Brodo, Juragan dapat belajar bahwa setiap bisnis tidak selalu berjalan mulus dan butuh proses untuk mengembangkannya.

Jadi, jika saat ini Juragan sedang menjalankan bisnis, maka Juragan bisa menikmati setiap proses yang dilakukan meskipun ada berbagai kendala yang dialami.

Nah, untuk memudahkan Juragan dalam mengembangkan bisnis, maka Juragan perlu membuat laporan keuangan yang akurat agar pengeluaran dan pemasukan dapat tercatat secara detail.

Untuk itu, download aplikasi BukuWarung aja yuk! Selain mudah, aplikasi ini juga banyak digunakan untuk pebisnis dalam melancarkan usaha, lho!

Download aplikasi BukuWarung sekarang juga melalui Play Store atau kunjungi website kami hanya di www.bukuwarung.com.

Coba BukuWarung sekarang
App Rating 4.9
Download