⏩ Yuk simak 5 format laporan keuangan berikut ini. ✅ Laba/Rugi, ✅ Perubahan Modal, ✅ Neraca, ✅ Perubahan Posisi Keuangan, ✅ Arus Kas.
Sebuah perusahaan harus memiliki data-data yang lengkap mengenai arus keuangannya.
Laporan keuangan menjadi salah satu indikator yang menunjukkan performa perusahaan dalam periode tertentu.
Laporan ini termasuk dalam salah satu ilmu akuntansi. Ingin mengetahuinya secara lebih mendalam? Simak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Laporan?
Sebelum membahas terlalu jauh, sebaiknya Anda memahami pengertian laporan terlebih dahulu.
Laporan keuangan adalah sebuah catatan lengkap mengenai seluruh informasi keuangan yang masuk dan keluar dari sebuah perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Data serta informasi yang dimuat dalam laporan tersebut memiliki banyak manfaat untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan dijadikan sebagai landasan pertimbangan bagi kreditur. Selain itu, pihak manajemen dan investor juga dapat memantu ‘kesehatan’ perusahaan dari laporan tersebut.
Laporan keuangan sendiri terdiri dari lima jenis yang berbeda, yaitu:
- Laporan laba rugi
- Laporan neraca
- Perubahan modal
- Arus kas
- Posisi keuangan.
Setiap jenis laporan memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing. Pembuatan laporan yang baik juga harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Untuk memudahkannya Anda bisa gunakan aplikasi pengatur keuangan, salah satunya adalah aplikasi BukuWarung.
Anda akan lebih mudah mencatat pengeluaran, pemasukan hingga utang piutang dari usaha Anda. Untuk menggunakan aplikasi BukuWarung, Anda bisa unduh Aplikasi BukuWarung secara gratis di Play Store.
Format Laporan Keuangan
1. Laporan Laba/Rugi
Jenis laporan yang pertama adalah laba rugi atau income statement.
Isi dari laporan laba/rugi adalah selisih modal yang dikeluarkan perusahaan serta pendapatan yang masuk.
Data yang terakumulasi akan menunjukkan apakah perusahaan untung atau rugi dalam periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi, perusahaan harus menuliskan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan dana masuk dan keluar.
Tanpa peduli nominalnya besar maupun kecil, semuanya harus dicatat untuk membuat sebuah laporan laba rugi yang valid.
Terdapat 3 syarat penyajian laporan laba rugi, yaitu:
- Wajib memuat seluruh unsur dana yang didapatkan dan dikeluarkan oleh perusahaan secara rinci.
- Laporan umumnya berbentuk staffel, yaitu disusun dari atas ke bawah secara berurutan.
- Hasil utama perusahaan wajib dipisahkan penulisannya dengan hasil dari sektor lain atau sektor luar biasa.
Bentuk penyajian laporan laba rugi juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Single step
Seluruh pendapatan dikelompokkan dan dijumlahkan. Begitu pula dengan seluruh pengeluaran. Setelah jumlah masing-masing kelompok ini diketahui, lalu dilakukan kalkulasi.
Pendapatan dikurangi jumlah pengeluaran. Jadi, penyajian hanya memerlukan penghitungan satu langkah.
Multiple step
Perhitungan dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan jumlah laba atau rugi yang bersih.
Pertama, seluruh pendapatan dihitung, kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan atau modal. Hasil dar perhitungan ini disebut sebagai laba kotor.
Laba kotor masih harus dikurangi dengan pajak, bila ada. Hasilnya disebut laba atau rugi setelah pajak. Kurangi laba/rugi setelah pajak dengan biaya operasional. Hasil akhir inilah yang disebut laba/rugi bersih.
Laporan laba/rugi juga sangat diperlukan, terutama untuk Anda yang memiliki bisnis franchise, entah itu franchise makanan, franchise kopi, minuman, maupun franchise lainnya.
2. Laporan Neraca
Format laporan keuangan yang kedua adalah neraca atau balance sheet. Berbeda dengan laporan laba/rugi,
Laporan neraca menyajikan data tentang posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dalam satu periode.
Terdapat 3 unsur utama yang dicantumkan dalam laporan neraca, yaitu:
- Aset
- Liabilitas
- Ekuitas
Aset merupakan gabungan dari liabilitas dan ekuitas. Rumus tersebut merupakan salah satu dasar dari ilmu akuntansi.
Laporan ini bisa dibuat dalam dua bentuk, yaitu scronto atau account form dan vertikal atau report form.
Perbedaannya hanya terletak pada penulisan saja. Scronto menyajikan aktiva dan pasiva bersebelahan. Sedangkan di model vertikal, posisi aktiva berada di atas pasiva.
3. Laporan Perubahan Modal
Modal merupakan dana yang digunakan perusahaan ketika awal berdiri. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah modal bisa bertambah atau berkurang.
Ketika perusahaan merugi, jumlah modal pun akan berkurang secara otomatis. Tak jarang pula perusahaan menambah modal untuk mengembangkan bisnis.
Beberapa elemen yang wajib tercantum dalam laporan perubahan modal antara lain:
- Modal di awal periode
- Pengambilan dana di tengah periode
- Laba atau rugi dalam sebuah periode
Laporan perubahan modal ini dibuat setelah perusahaan menyelesaikan laporan laba rugi. Pasalnya di laporan perubahan modal wajib mencantumkan jumlah laba atau yang didapat.
4. Laporan Arus Kas
Statement of cash flow atau yang lebih dikenal dengan laporan arus kas memuat seluruh informasi terkait dana yang keluar dan masuk ke perusahaan.
Laporan arus kas hanya memuat seluruh transaksi tanpa melakukan perhitungan untuk mengetahui laba atau rugi.
Arus kas sendiri terbagi menjadi 3 kelompok besar.
- Arus kas yang bersumber dari aktivitas investasi.
- Arus kas yang bersumber dari aktivitas belanja.
- Arus kas yang bersumber dari aktivitas usaha.
Laporan yang satu ini dibuat sebagai bentuk pertanggung jawaban atas dana yang keluar dan masuk ke perusahaan sepanjang satu periode tertentu.
Laporan ini juga berguna untuk memprediksi cash flow di periode mendatang.
5. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Format laporan yang terakhir berkaitan dengan perubahan posisi keuangan. Laporan ini memiliki isi yang terdiri dari 2 bagian, yaitu:
- Sumber dana
- Penggunaan dana
Sedangkan pada proses penyusunannya, laporan posisi keuangan berlandaskan pada:
- Perubahan kas
- Perubahan modal
Manfaat laporan perubahan posisi keuangan bagi perusahaan ada dua. Pertama, laporan ini berguna untuk merangkum seluruh investasi, belanja, dan keuntungan yang dihasilkan.
Kedua, laporan ini dipakai sebagai pelengkap pertanggungjawaban perusahaan terhadap perubahan data keuangan dalam satu periode.
Seluruh laporan keuangan perusahaan di atas harus selalu dibuat dalam setiap periodenya. Jika Anda membuat laporan keuangan Anda dengan baik, nantinya Anda akan mendapatkan manfaat dari laporan keuangan.
Jika tidak, maka keuangan perusahaan akan kacau karena tidak ada dokumentasi dan data yang jelas.