Download Gratis
Butuh bantuan?

Michael Bambang Hartono, Boss Djarum Foundation

Juragan pasti tak asing mendengar nama Michael Bambang Hartono, sosok dibalik kejayaan PT. Djarum. Bersama saudara kandungnya Budi Hartono, Djarum sukses besar, hingga membuat mereka menempati posisi pertama dan kedua orang terkaya di Indonesia.

Ketika sedang merencanakan konsep suatu bisnis atau usaha, tak jarang banyak pebisnis mencari inspirasi dari berbagai tokoh yang telah sukses lebih dulu dalam bidang tersebut. Tujuannya yakni menjadikan tokoh sebagai benchmark dalam menghadapi tantangan di masa mendatang agar usaha tidak mudah goyah.

Kisah menarik dari pribadi Michael Bambang bisa menjadi inspirasi kaum muda, mulai dari perjuangan membangun bisnis, kecerdasan strategi, hingga kesederhanaan hidup. Juragan bisa mengambil pelajaran hidup dari beliau dalam artikel ini.

Mengenal Michael Bambang Hartono

Terkenal sebagai salah satu bagian dari keluarga Hartono, yang mana merupakan keluarga konglomerat di Indonesia. Oei Hwie Siang atau kerap dipanggil Michael Bambang lahir di Kota Semarang, tepatnya di tahun 1939.

Menggeluti Bisnis Sedari Muda

Bambang Hartono bersama dengan adik kandungnya, Budi Hartono, telah menggeluti dunia bisnis sejak muda. Tahun 1951 menjadi titik awal memulai bisnis, saat sang ayah Oei Wie Gwan membeli perusahaan rokok NV Murup yang dilanda permasalahan internal terkait keuangan.

Sebelum PT Djarum berkiprah, NV Murup lah yang memproduksi rokok bermerek dagang ‘Djarum Gramofon’. Namun Oei Wie Gwan berusaha membenahi perusahaan dan menamainya “Djarum’ saja. Ditangan sang ayah, Djarum berhasil bangkit dari keterpurukan. Di tahun 1962 tercatat 329 juta batag rokok per tahun berhasil diproduks Djarum.

Kejayaan tak berlangsung cukup lama, setahun berselang terjadi kebakaran pabrik rokok Djarum dan membakar habis produksi dan hanya menyisakan Kawasan pabrik di Kliwon, Kudus, Jawa Tengah. Kesedihan belum sempat mereda, beberapa waktu kemudian, sang ayah Oei Wie Gwan meninggal dunia.

Kondisi payah mengharuskan Michael Bambang dan Budi Hartono mengambil alih memimpin perusahaan yang sedang tertatih tersebut. Usia mereka masih sangat muda kala itu, mereka hanya tak ingin musibah kebakaran dan wafatnya sang ayah memperburuk kondisi perusahaan.

Titik Balik Djarum

Michael Bambang dan adik lelakinya, saling menopang melakukan berbagai pembenahan, salah satunya mendatangkan peralatan produksi dan pengolahan tembakau dari Inggris dan Jerman Barat. Pelan tapi pasti, usaha rokok Djarum berhasil bangkit dan pulih.

Produksi rokok semakin menguat di sepanjang tahun 1965 hingga 1968 dan berhasil mencapai 3 miliar batang. Di tahun 1973, PT. Djarum melebarkan sayap ke pasar Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang dan negara lainnya. Produksi rokok waktu itu mencapai 48 miliar batang per tahun, 20% dari total produksi rokok nasional.

Memperluas Lini Bisnis

MIchael Bambang dan sang adik Budi Hartono tidak mudah berpuas diri dengan pencapaian Djarum yang fantastis. Hartono bersaudara mencetuskan lahirnya PT Indonesia Electronic & Engineering di tahun 1975, kemudian diubah menjadi PT Hartono Istana Electronic di tahun 1976. Hal itu membuat kekayaan Bambang Hartono kian bertambah.

Saat setelah merger dilakukan, namanya diubah kembali menjadi PT Hartono Istana Teknologi yang memproduksi berbagai peralatan elektronik dengan merek dagang Polytron. Pasti Juragan sudah tak asing dengan merek Polytron yang terkenal sebagai perusahaan memproduksi televisi, perngeras suara, kulkas dan elektronik lainnya.

Mengambil Alih BCA (Bank Central Asia)

Michael Bambang dan Budi Hartono sangat cerdas memandang dan melakukan diversifikasi usaha. Bisnis bidang rokok dan elektronik berhasil dikuasai, kini giliran sektor perbankan. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 membuka peluang besar bagi Hartono bersaudara untuk masuk di sektor ini.

Mereka berkesempatan mengambil alih kepemilikan BCA (Bank Central Asia), yang merupakan bank swasta terbesar di Indonesia saat itu. Keluarga Salim (pemegang pendahulu) saat itu kehilangan kontrol akibat krisis moneter yang menghantam Indonesia habis-habisan.

Pengambilan alih saham dilakukan kedua pihak melaluo konsorsium FarIndo Investments (Mauritius) Ltd dan Farallon Capital Manegement LLC. Saham Bank Central Asia sebesar 51,51 persen berhasil dikuasai MIchael dan Budi Hartono. Investasi di Bank swasta BCA itulah yang membuat kekayaan Hartono bersaudara kian melambung. Siapa sangka di akhir 2020 lalu, aset BCA tembus Rp1.000 triliun.

Melirik E-commerce

Meskipun merambah di banyak sektor bisnis, nyatanya PT Djarum terus melambungkan kejayaanya. Djarum menyicip peruntungan ke sektor properti dengan mengelola sejumlah gedung perkantoran dan hotel-hotel di pusat ibukota.

Sederet bangunan gedung dan perhotelan menjadi bagian dari portfolio properti Hartono bersaudara, seperti Grand Indonesia, Hotel Kempinski, Menara BCA dan masih banyak lagi. Beberapa startup dan sejumlah e-commerce disuntik dana melalui PT Global Digital Prima (GDP) Venture. PT Djarum pun punya anak usaha yang menaungi e-commerce Blibli, Kaskus, MindTalk, LintasME, DailySocial dan Crazymarket.

GDP Venture menggulirkan modal ke beberapa platform ternama Indonesia, seperti Gojek, Tiket.com hingga Halodoc. Djarum pun mencurahkan dana ke Kumparan, Historia, KIncir, Narasi, Lokadata, Opini, Cermati dan IDN Media. Tiket.com pun berencana membuka IPO atau penawaran umum perdana pada pasar saham.

Djarum Foundation

Kepedulainnya terhadap generasi bangsa, membuat Hartono bersaudara tergerak hati mendirikan program beasiswa ke berbagai tingkatan pendidikan di Indonesia. Bidang olahraga seperti bulutangkis pun didukung oleh Djarum Foundation. Biografi Bambang Hartono pun semakin dicari sebagai motivator anak muda.

Kekayaan Ratusan Triliun

Setelah mengulik usaha Michael Bambang dan Budi Hartono, tentunya kekayan yang didapat sangat fantastis. Buktinya mereka masuk daftar 100 orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Budi Hartono sangt adik, menduduki peringkat teratas, takni urutan 86 dengan nilai kekayaan mencapai US$20,5 dolar atau setara Rp287 triliun (Kurs Rp14.000).

Sedangkan Michael Bambang menduduki posisi ke 89 orang terkaya di dunia dengan jumlah ekekayaan US$19,7 miliar atau setara Rp275,8 triliun (kurus Rp14.000). Bahkan selama 11 tahun berturut-turut, keduanya selalu masuk daftar orang terkaya versi majalah Forbes.

Maka tak heran jika Hartono bersaudara menempat posisi pertama dan kedua orang terkya di Indonesia. Sumber kekayaan utama mereka berasal dari Djarum dan BCA yang sahamnya dimiliki 54,94 persen.

Kesederhanaan Tetap Utama

Mengulik kisah Bamabng Hartono kian menarik ketika mengetahui bahwa beliau memiliki kesederhanaan dalam hidup. Meskipun berstatus sebagai orang terkaya di Indonesia, tak membuatnya tinggi hati. Kesederhanaan hidupnya terungkap ketika salah seorang netizen dengan nama akun @ayudh69 mengambil foto Michael sedang makan di sebuah rumah makan sederhana di Semarang pada tahun 2019 silam. Penampilan beliau dalam foto terlihat seperti orang biasa dan sederhana.

Juragan saat ini tentu sudah mengerti bagaimana kegigihan dari Michael Bambang Hartono beserta sang adik Budi Hartono. Mulai dari bangkit dari keterpurukan, melakukan inovasi, hingga terus aktif mencoba peruntungan di berbagai sektor bisnis. The Key success dalam bisnis slaah satunya adalah mengatur keuangan dengan matang. Keuangan dalam bisnis harus tepat dan akurat agar bisnis mudah berkembang. Juragan bisa download aplikasi pengelola keuangan bisnis BukuWarung di PlayStore, Gratis!

Coba BukuWarung sekarang
App Rating 4.9
Download